Kamis, 27 Desember 2012


Produk Sosial dalam Pemasaran
Social Marketing secara sederhana diartikan sebagai strategi untukmenguba hsikap dan perilaku sosial. Social marketing atau pemasaran sosial muncul karena adanya berbagai macam permasalahan sosial yang membutuhkan suatu cara pencegaha ndan cara-cara pencegahan permasalahan sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye sosial.
 Social marketing tidak ditujukan untuk mencari profit (laba), tetapi bertugas untuk meningkatkan kemampuan mengomunikasikan gagasan-gagasan yang nantinya akan dilemparkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Social Marketing bekerja dengan ‘menjual’ produk- produk sosial kepada masyarakat. Produk-produk sosialnya dapat berupa ide sosial, prakteksosial dan tangible object.
Produk- Produk Sosial :produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat tersebut.
1. Ide Sosial
Ide sosial adalah sebuah gagasan yang muncul karena adanya permasalahansosial yang terjadi di tengah-tengahmasyarakat. Misalnya, wabah flu burung yang terjadi di Indonesia sosialisasi penyakit flu burung melalui media televisi, radio maupun seminar-seminar. Beberapa waktu yang lalu. Dari permasalahan ini muncul ide sosial, yaitu bagaimana mencegah penyebaran virus flu burung dan cara untuk meredakan kepanikan masyarakat terhadap penyakit flu burung tersebut. Lalu dibuatlah kampanye perubahan sosial tentang pencegahan penyakit flu burung.
Ide sosial itu sendiri terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu kepercayaan, sikap dan nilai. Masing-masing bentuk dari ide sosial tersebut akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.
  1. Kepercayaan (belief) adalah sebuah persepsi yang diambil sekitar hal-hal faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan evaluasi secara kritis.
Misalnya, dalam suatu kampanye sosial mengenai penyakit AIDS ditanamkan kepercayaan bahwa perilaku seks bebas pada akhirnya akan memudahkan seseorang terkena virus mematikan tersebut dan apabila terserang penyakit tersebut, penderita harus siapdengan resiko kematian. Selain itu, contoh lainnya adalah dalam kampanye anti narkoba yang terkenal dengan ungkapan“ Stop Narkoba atau MatiSia-Sia, Say No to Drugs”. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa narkoba membahayakan kesehatan dan akan berujung pada kematian.
  1. Sikap (attitude) adalah evaluasi positif atau negatif terhadap orang, objek, ide atau peristiwa.
Misalnya, iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh PLN. Dalam iklan tersebut masyarakat dianjurkan untuk mematikan lampu pada pukul 17.00-22.00. Iklan tersebut menghimbau masyarakat untuk menentukan sikap dalam rangka penghematan Bahan Bakar Minyak.
  1. Nilai (value) adalah keseluruhan ide mengenai suatu hal yang baik atau salah. Masalah nilai biasanya menyangkut masalah hak asasi manusia.
Misalnya, konflikras yang terjadi di Amerika. Ras kuli thitam dipandang lebih rendah dari ras kulit putih. Oleh karena itu, dibuatlah kampanye anti rasialisme dimana semua ras di pandang sama tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Selain itu, banyak artis-artis manca negara menuangkan ide anti rasialisme di dalam lirik lagunya untuk mengubah nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat.
2. PraktekSosial
Praktek sosial atau pelatihan sosial pada dasarnya bukanlah produk sosial, melainkan cara untuk mempromosikan ide sosial.
a. Act
Act atau aksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan kampanye sosial tersebut kepada publik.
1. Single Act
Single act atau aksi perorangan  adalah tindakan yang dilakukan individu secara perseorangan. Misalnya, dalam sosialisasi Pemilihan Umum diharapkan keikutsertaan individu untuk memberikan hak pilihnya kepada salah satu kandidat calon legislatif dan calon presiden. Hal ini tentu dapat mengajak orang lain untuk ikut memberikan suara pada pemilu.
2. Sustain Act
Sustain Act cenderung kepada tindakan tambahan untuk menyokong suatu kampanye sosial yang dilakukan terus menerus atau berkelanjutan.
Misalnya, Seminar-seminar atau kampanye mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana terus digalakkan untuk menekan angka kelahiran di Indonesia.
b. Behavior
Behavior mengacu pada perilaku seseorang atau masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial. Misalnya, tindakan orang yang memberhentikan dirinya dari merokok dan tidak akan mengulangi perilakunya tersebut.
3. Produk Kasat Mata (tangible object) adalah produk fisik yang menyertai kampanye sosial. Tangible object ini merupakan alat yang dilibatkan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial. Kita dapat mengambil contoh produk oralit yang dikeluarkan dinas kesehatan dengan tujuan untuk membantu mengobati penyakit diare, kampanye penggunaan masker sebagai antisipasi pada penyakit pernapasan, pembelian dan penanaman baby tree dalam rangka mengurangi efek pemanasan global dan lain-lain. Yang bertindak sebagai tangible object pada contoh di atas adalah oralit, masker dan baby tree.
Berdasarkan penjelasan di atas produk-produk social marketing biasanya berkaitan denga nmasalah di bidang kesehatan (kekurangan gizi, penerapan keluargaberencana), bidang pendidikan (pemberantasan buta huruf), bidang lingkungan (pencemaran lingkungan) dan lain-lain. Produk-produk tersebut akan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan menggunakan teknik dan strategi pemasaran yang dapat mendorong terciptanya perubahan sosial. Namun, mengubah perilaku dan pandangan masyarakat bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, konsep social marketing membutuhkan strategi kompleks dengan melakukan berbagai penelitian lebih dahulu demi terciptanya perubahan perilaku masyarakat.

Sumber:
Risnova.2011.Pemasaran sosial(www. Risnova @blogspot.com)

Kotler, Philip and Eduardo L. Roberto. 1989. Social Marketing: Strategies for Changing Public Behavior. New York: The Free Press A Division of Macmillan,Inc.

Selasa, 25 Desember 2012

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN



Psikologi menunjang peranan kepemimpinan.logika dan psikologi yang baik, kita bisa membuat keputusan yang tepat dan benar sebagai pemimpin, karna tanpa adanya kedua penunjang tersebut kita tidak akan menjadi baik dalam memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain. Selain itu, logika juga merupakan salah satu hal yang menopang jiwa atau psikologis kita. Logika dan psikologi sangat berperan dalam kepimimpinan. Hal itu disebabkan sebagai seorang pemimpin, kita harus bisa mengambil keputusan yang benar, tepat, dan mungkin juga harus mengambil suatu keputusan sesegera mungkin dan di saat itu juga. Untuk itu, selain logika, keadaan psikologis kita juga sangat berperan dalam pembuatan keputusan tersebut.
Logika adalah ilmu berpikir/cara berpikir dengan berbagai tindakan yang memiliki tujuan tertentu, atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Proses berpikir yang terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar sering disebut dengan penalaran (reasoning). Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning).  Pelajaran logika dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan (statements)
Psikologi ilmu jiwa modern ialah manusia serta kegiatan-kegiatannya dalam hubungannya dengan lingkungannya.
1. Manusia sebagai makhluk individual.
2. Manusia sebagai makhluk sosial.
3. Manusia sebagai makhluk berketuhanan.
Hanya manusialah yang merupakan makhluk hidup yang berketuhanan. Tumbuhan-tumbuhan pada umumnya hanya merupakan makhluk yang individual saja, sedangkan hewan selain makhluk individual, dapat juga merupakan makhluk social, yang hidup dalam kelompok dan mempunyai peranan tertentu dalam kelompok itu berdasarkan kegiatan timbal-balik dengan anggota kelompoknya. Tetapi hanya manusialah yang, disamping individualitasnya dan di samping kesosialitasnya, merupakan makhluk yang berketuhanan..
A.    Pengertian kepemimpinan dan psikologi
Membahas mengenai psikologi kepemimpinan tidak dapat lepas dari pengertian kepemimpinan itu sendiri, pemimpin, dan kelompok. Kajian kepemimpinan sendiri dalam sejarah telah dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu mulai dari sosiologi, politik, manajemen, dan yang terakhir psikologi. Kajian mereka berbeda menurut sudut pandang masing-masing, tetapi ada benang merah yang dapat dirunut. Benang merah tersebut antara lain adalah adanya hubungan antar orang dalam kelompok tersebut. Untuk memberikan gambaran yang serba sedikit tentang kajian psikologi kepemimpinan, tentang  kepemimpinan, pemimpin, fungsi pemimpin, faktor yang menentukan seseorang menjadi pemimpin, sifat-sifat kepemimpinan, dan jenis-jenis kepemimpin.
Tidak harus menjadi seorang manejer disebuah perusahaan terkenal agar kita belajar tentang kepemimpinan. Walaupun untuk hak-hal yang sederhana, melatih kepemimpinan itu sangat berguna buat kehidupan kita, karena kita sadar bahwa tidak semua orang terlahir untuk jadi pemimpin.
Jadi, psikologi menjadi jembatan untuk kita dapat menjadi pemimpin yang baik paling tidak bagi diri kita sendiri. Contoh sederhana yang bisa kita lakukan adalah ikut berkerja sama dengan kelompok-kelompok sosial disekitar kita.Logika dan psikologi sangat berperan dalam pengambilan keputusan, kepemimpinan, dan dalam kehidupan sehari-hari. Logika berpikir seseorang mempengaruhi dirinya sendiri dan keadaan sekitarnya. Psikologis dan jiwa seseorang mempengaruhi keputusan yang harus dibuatnya.

1.      Penerapan psikologi dalam bidang kepemimpinan

   Pengetahuan tentang leadership dan management tak sedikit mempergunakan penemuan-penemuan dalam psikologi, karena yang dihadapi atau dipimpin adalah manusia atau segolongan manusia tertentu yang mempunyai sifat atau watak tersendiri, maka tidak heran apabila pemimpin pada suatu lembaga tertentu juga menggunakan pendekatan psikologi dalam beberapa aspek kehidupannya, misalnya :
*      Bagaiman membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
*      Bagaimana member pengarahan untuk menuju suatu tujuan yang dicita-citakan.
*      Bagaiman pencegahan dan penyembuhan kekacauan Negara, seperti pemberontakan, criminal dan lain sebagainya.

2.      Kepemimpinan dan  peranan
  1. Memberikan  atau menyajikan berbagai pengertian ( undestanding ) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan.
  2. Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan ( predicting ).
  3. Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan ( influencing ).
        Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kerangka manajemen. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan penjabaran serangkaian fungsi kepemimpinan. Sedangkan fungsi kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu di antara peranan manajer dalam rangka untuk mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi, sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secaramaksimal.
        Oleh karena itu, timbul berbagai macam definisi kepemimpinan, baik kepemimpinan dipandang sebagai suatu ilmu, kemampuan pribadi seseorang, maupun kepemimpinan yang dilihat sebagai suatu proses.
        Seorang pemimpin bukan sekedar seorang tukang atau juru, melainkan seorang yang secara profesional perlu mengabdikan kemampuannya untuk pencapaian tujuan organisasi, seorang yang terikat pada suatu kode etik, dan mengabdi pada kepentingan bersama. Itulah sebabnya dalam tulisan ini juga disajikan satu bab tersendiri yang menguraikan ” kepemimpinan sebagai satuprofesi”.
        Di antara berbagai macam peranan kepemimpinan ( leadership function ), arbitrating dan providing security merupakan diantara fungsi kepemimpinan yang sangat vital. Sebab dengan fungsi tersebut seorang pemimpin harus mampu menempatkan posisinya secara efektif terhadap segala hubungan yang antagonis diantara sesama anggota, atau antarkelompok di dalam
organisasinya.
REFERENSI
              Irmawati. (2009). Orasi Ilmiah: peranan psikologi dalam Menjawab fenomena Psikologis masyarakat Indonesia. Universitas Sumatra Utara pada Upacara Peringatan Dies Natalis ke- 57 Universitas sumatra Utara.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Wikipedia, 2012. Psikologi Pendidikan. http://ms.wikipedia.org/wiki/Psikologi_pendidikan.